Sabtu, 12 Januari 2008

Dampak Ajaran Sesat Terhadap Pemberitaan Injil

Sebagai orang percaya kita harus memberikan respons positif terhadap tema transformasi, yaitu karya penebusan Tuhan Yesus di dunia ini, yang menghendaki agar semua orang diselamatkan (I Tim 2:4) untuk selanjutnya mengalami pembaruan budi sampai keserupaan dengan Kristus menjadi nyata (Roma 12:2). Tetapi di lain pihak kita harus mengkritisi adanya perkembangan yang tidak sehat menyangkut ajaran sesat yang bersifat fluralistik, yang berpandangan bahwa untuk mewujudkan penghormatan antar umat beragama, kita tidak perlu memberitakan Injil kepada orang yang sudah beragama. Sekilas pandangan ini bersahabat dan toleran, tetapi bertentangan dengan Amanat Agung Tuhan Yesus, agar kita pergi memberitakan Injil (Mat 28:19-20; Mrk 16: 15-16; Luk 24:47-49; Yoh 20:21-22; Kis 1:4,8).

Ajaran Sesat
Firman Allah (Alkitab kanonik) tidak pernah menyetujui ajaran sesat yang secara tidak langsung berpandangan bahwa “masalah dosa masih bisa diselesaikan setelah kematian manusia.” Ada ajaran yang mengatakan:

“Tuhan melarang kita minta petunjuk kepada arwah, menunjukkan bahwa praktek itu sebenarnya dapat dilakukan. Minta petunjuk kepada arwah memang dilarang oleh Tuhan, tetapi tidak menjadi masalah bila kita memberi petunjuk atau memerintah kepada arwah.” Ajaran ini hendak menyatakan bahwa orang percaya dapat memberitakan Injil kepada roh-roh orang mati yang diam di Hades. Firman Tuhan yang dipakai untuk menjelaskan ajaran itu ialah : 1 Pet 3:19-20 dan 1 Pet 4:6, dengan penafsiran: “1. Roh Yesus turun ke Hades dan memberitakan Injil kepada roh-roh orang mati yang diam di Hades,” “2. Petrus menyatakan bahwa orang mati di alam roh dapat bertobat dan hidup dalam keadaan berkenan kepada Allah walaupun mereka sudah berada di alam maut (1 Pet 4:6). Allah bersikap adil terhadap semua orang, maka Allah juga memberi kesempatan kepada orang mati untuk mendengar Injil, supaya kepada mereka diberi kesempatan agar dapat hidup menurut kehendak Allah walaupun sudah tidak memiliki badan wadag, artinya hidup dalam keadaan roh di dunia orang mati.”

Ajaran Alkitab
Untuk mendapat arti yang paling tepat, paling tidak kita harus memperhatikan terjemahan lain atau mengamati dengan menggunakan struktur tata bahasa yang benar. Untuk itu perhatikan penuturan berikut ini :

“Kalau kita pelajari ayat 1 Pt 3:19-20 di dalam terjemahan bahasa Inggris di KJV, maka kita akan mendapat pengertian yang jauh berbeda dengan jika kita baca di dalam terjemahan bahasa Indonesia.

1 Peter 3:19-20
By which also he went and preached unto the spirits in prison; 20. Which sometime were disobedient, when once the longsuffering of God waited in the days of Noah, while the ark was a preparing, wherein few, that is, eight souls were seved by water.

Kalau kita perhatikan di ayat 19, kata GOSPEL atau INJIL sama sekali tidak ada. Dan di ayat 20, kalimat YAITU ROH-ROH MEREKA juga sama sekali tidak ada. Jadi kalau ayat-ayat di atas kita terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sesuai dengan terjemahan bahasa Inggrisnya di KJV :

1 Ptr. 3:19-20 “Dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memproklamasikan kepada roh-roh di penjara, 20. Yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, dimana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.”

Istilah roh tanpa penjelasan apa-apa berarti mahluk roh. Juga kalimat YAITU ROH-ROH MEREKA memberi kesan seolah-olah yang dimaksud ialah roh manusia yang mati pada zaman Nuh. Karena kalimat itu sebenarnya tidak ada, maka yang dimaksud di ayat-ayat 19 dan 20 ialah mahluk-mahluk roh, yaitu para malaikat jatuh yang melakukan dosa seks di zaman Nuh dan oleh Tuhan dipenjarakan di dalam Tartaros (Kej 6:2,4; 2 Ptr. 2:4; Yud ………
Kepada para malaikat jatuh yang dipenjarakan di Tartaros itulah Tuhan Yesus memproklamirkan kemenangan-Nya atas Iblis dan Kerajaan gelap.
Jadi 1 Ptr. 3:19-20 sama sekali tidak membicarakan tentang penginjilan kepada roh-roh orang mati yang diam di Hades.
Roh Yesus juga masuk ke Hades untuk membayar sengsara maut yang harus dialami orang berdosa yang mau percaya dan menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamatnya ketika mati rohnya tidak ke Hades, tetapi langsung ke sorga (Kis 2:24,31; 2 Kor 5:8; Flp 1:21-24; Ibr 12:23; Why 6:9-11; 1 Tes 4:14).
Tuhan Yesus juga masuk ke Pangkuan Abraham untuk membebaskan semua roh-roh orang benar sejak Habel sampai saat itu dan dibawa ke sorga ketika Yesus naik ke sorga empat puluh hari sesudah kebangkitan-Nya (Ef 4:8-10).”

Dampak negatif ajaran sesat tersebut di atas terhadap Pemberitaan Injil :

1. Orang percaya Muratorium (berhenti memberitakan Injil), melepaskan diri dari tanggung jawabnya, karena bisa dikerjakan setelah seseorang meninggal dunia, dan tidak usah mengambil resiko sosial. Ini bukan saja preseden buruk bagi pemberitaan Injil, tetapi merupakan kontra-produktif terhadap gerakan Allah yang disebut trasformasi global.

2. Orang percaya akan terjebak pada gerakan perdukunan kristen (parsanormal berkedok kristen): “memanggil arwah leluhur untuk diinjili”. Aman bukan ? Tidak perlu repot-repot belajar kultur, sosial dsb. agar dapat memberitakan Injil.

3. Orang percaya akan salah berdoa; bukan untuk gerakan transformasi, tetapi mengembalikan tanggung jawab (Mandat pembaruan) kepada Tuhan, padahal sudah didelegasikan kepada orang percaya dengan janji penyertaan-Nya. (Mat 28:20).

4. Kurang lebihnya orang percaya akan mengingkari hakekatnya sebagai gereja Tuhan yang mengemban mandat kembar, yaitu mandat pembangunan dan mandat pembaruan dengan dasar Amanat Agung Tuhan Yesus (Mat 28:19-20).

Kesimpulan :
Jadi ajaran sesat khususnya tentang penginjilan kepada roh-roh orang mati akan berdampak lansung bagi orang percaya yang belum memahami hakekat kesaksian (marturia), dan membuat orang percaya merasa aman sekalipun tidak pernah memberitakan Injil.


Referensi:
1. Andreas Samudra, Dunia Orang Mati, Revival Total Ministry, 1998.
2. Alkitab, Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), tt.
3. The Bible, King Jims Version (KJV). tt.

6 komentar:

Kupu mengatakan...

Teruskan penjelasannya pak, saya belum puas membacanya. Trims, dan semoga makin cerah.

David G E Purba mengatakan...

Yang memang kalau kita berfikir stright seperti itu akan seperti yang bapak, katakan tapi cobalah menampung dan tanya Roh Kudus dan jangan menghakimi, Sesat : karena yang menghakimi itu hak nya TUHAN

Unknown mengatakan...

Sebaiknya jangan menghakimi "sesat" pada seseorang yang percaya dan mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan.

Unknown mengatakan...

Pak, istri saya ikut pemuridan dengan buku panduan karangan Andreas Samudra. Hasilnya benar2 hebat, istri saya jadi munafik. Semua orang dianggap orang bersalah, kecuali dia dan pengikutnya.
Bahkan saya sampai disuruh sembah2 yesus. Katanya tinggal di dunia ini adalah tinggal dalam lingkungan yg salah. Dunia penuh amarah kekecewaan dsb..... Gmana menurut bapak dan rekan2 pembaca ? tks

Unknown mengatakan...

Pendeta istri saya, Barnxxxs bersaksi istrinya bisa hidup kembali setelah meninggal krn ditangisi. Tempat berasnya selalu penuh gak habis2, bukan karena membeli atau diberikan oleh jemaat (maksudnya gaib tebakan saya). Gmana menurut Bapak dan rekan2 ? tks.

Unknown mengatakan...

Pak, ini yg paling buat saya takut, istri saya bisa berbahasa roh saat bersetubuh dgn saya. Apakah itu benar2 roh kudus atau roh lainnya ? Saya butuh masukan yg benar2 valid. Tlg ya pak. maksud saya jawabannya kalau bisa yg benar2 valid.