Selasa, 15 Januari 2008

Bahaya Terselubung

Gerakan Zaman Baru (New Age Movement) adalah paham universal yang berbasis anthroposentris (berpusat pada kekuatan pikiran manusia). Paham ini bertentangan dengan iman Kristen yang Theosentris (berpusat pada kekuatan Tuhan berdasarkan iman). Namun demikian paham ini telah mewabah di dunia usaha, dunia pendidikan dan telah mempengaruhi bermacam-macam sistem kepercayaan di dunia, termasuk iman Kristen.

New Age Movement telah menginspirasi para tokohnya untuk menghadirkan karya tulis dengan aneka judul dan telah terpampang di rak-rak toko-toko buku terkemuka di Indonesia. Di Amerika Serikat para pakar “The Secret” tampil memukau banyak orang terlihat di layar kaca sebuah stasiun televisi, ketika menyiarkan ulang sebuah acara talkshow yang terkenal di seluruh dunia. Mereka bersaksi tentang berbagai pengalaman supranatural terkait dengan terobosan kesehatan, ekonomi dan pemulihan hidup yang telah dialami oleh banyak orang. Kita hampir-hampir tidak bisa membedakan mana New Age Movement dan mana Iman Kristen. Bahkan terlihat banyak sekali orang Kristen yang ikut di dalamnya. Kita juga bisa terperangkap pada jebakannya, kalau kita tidak berakar pada Firman Tuhan dengan tafsir yang tepat.

Paham ini nampaknya tidak bertentangan dengan iman Kristen, tetapi menggeser nilai-nilai iman itu. Inti dari pergeserannya ialah dari IMAN kepada VISUALISASI. Contohnya, kalau Anda ingin memiliki mobil, Anda harus membayangkan merknya, bentuknya, warna catnya. Bayangkan terus kalau perlu difoto atau digambar dan diletakkan pada tempat-tempat strategis seperti monitor computer Anda, di ruang-ruang tertentu di rumah Anda, sehingga sambil lalu atau sambil duduk diam Anda bisa melihatnya dan membayangkannya dengan jelas. Maka lambat laun iman dan pengharapan kepada Tuhan bergeser ke arah mengandalkan kekuatan manusiawi yang merupakan kekuatan imajinatif dari diri sendiri. Padahal jelas dalam Alkitab tertulis: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN."(Yeremia 17:5).

Kini Gerakan Zaman Baru telah melahirkan paham Teologi Sukses di kalangan Kristen dengan slogan menarik: “Kalau Anda menjadi pengikut Yesus Anda harus menjadi sehat, sukses dan kaya, kalau tidak, maka ada yang salah dengan iman Kristen Anda.”

Perhatikan kutipan di bawah ini:
Para penginjil penganjur Teologi Sukses biasanya mengucapkan slogan-slogan kemakmuran seperti berikut:

“Kalau Mafia bisa naik mobil Lincoln Continental, mengapa anak-anak Raja tidak?” (Fred Price)

“Allah menghendaki anak-anak-Nya makan makanan terbaik, berpakaian pakaian terbaik, mengendarai mobil yang terbaik, dan menghendaki mereka untuk memperoleh segala sesuatu yang terbaik.” (Kenneth Hagin)

“Saya melihat bahwa Tuhan menghendaki kita kaya. Sebab itu saya mulai mengkotbahkan kekayaan orang Kristen. Saya memberitahukan orang-orang bahwa Tuhan menginginkan mereka menjadi kaya melalui iman mereka.” (Oral Roberts)

“Tuhan menghendaki Anda menjadi makmur dalam segala kehidupan Anda. Apakah Anda sudah siap untuk hidup makmur? Apakah Anda butuh hidup makmur? Maka hendaklah Anda hidup makmur.” (Edwin Louise Cole)

“Saya tidak membutuhkan emas di sorga, saya mesti memilikinya sekarang.” (Benny Hinn).

Bandingkanlah ini dengan isi Alkitab:

“Janganlah kamu mengumpulkan harta dibumi, di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkan hartamu di sorga, di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena dimana hartamu berada disitu juga hatimu berada.” (Matius 6:19-21)
“… mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan adalah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.” (1 Timotius 6:9-10).

Kalau begitu, tidak bolehkah pengikut Kristus mencari uang dan menjadi kaya?

Firman Tuhan tidak melarang orang menjadi kaya, malah perumpamaan talenta menganjurkan orang bekerja lelah untuk melipatgandakan modalnya. Namun, janganlah kekayaan dianggap sebagai sejajar dengan iman dan kemiskinan sebagai lawan dari iman. Banyak umat Kristen yang taat tetap miskin sekalipun mereka bekerja keras, karena mereka menghindari dan tidak mau terlibat suap-menyuap dalam mengejar harta. Tidak ada salahnya umat Kristen memiliki harta kekayaan dan hidup makmur, tetapi harta kekayaannya itu harus disyukuri sebagai pemberian Allah untuk disalurkan dalam menolong sesama kita.

“Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?” (1 Yohanes 3:17). (YABINA ministry www.yabina.org. Slogan Teologi Sukses, Artikel 8, 2006).

Dimana bahayanya pengaruh teologi sukses yang diilhami oleh New Age Movement tersebut terhadap iman Kristen? Untuk mengerti secara sederhana mari kita lihat analogi berikut ini:

Ada lelucon mengenai kucing dan anjing yang melukiskan perbedaan mereka dengan sangat baik.

Anjing berkata, “Kau mengelusku, kau memberiku makan, kau memberiku tempat tinggal, kau mengasihiku, engkau pasti Allah.”

Kucing berkata, “kau mengelusku, keu memberiku makan, kau memberikan tempat, kau mengasihiku, aku pasti Allah.” (Bob Sjongren & Gerald Robinson, Teologi Kucing & Anjing, Universal Glory, cover belakang. 2006).

Melalui analogi ini kita diajak untuk mengintrospeksi hubungan kita dengan Allah. Sikap anjing dan kucing ini menggambarkan sikap teologis yang kita miliki dalam cara pandang kita terhadap Allah dan hubungan kita dengan-Nya.

Sikap anjing menggambarkan sikap kita yang menjadikan Allah dalam Kristus Penguasa Tunggal, yang menyelamatkan dan memelihara hidup kita, sehingga apapun yang kita pinta dan nikmati harus mengadung kerinduan untuk memuliakan Allah.
Sementara sikap kucing menjadikan Kristus pembantu kita yang setia, yang bersedia mengabulkan apa saja yang kita pinta termasuk kekayaan materi dan impian-impian yang lain, tanpa mempertimbangkan apakah memuliakan Allah atau tidak. Dan lambat laun kita merasa menjadi allah-allah kecil (little gods), yang menentukan sendiri tujuan hidup kita dan mengabaikan tujuan Allah dalam hidup kita.

Jadi bahaya pengaruh teologi sukses yang diilhami oleh paham new age movement jelas akan menggeser kita dari iman yang mengutamakan dan mengandalkan Tuhan (Theosentris) menjadi mengutamakan diri manusia dan mengandalkan pikiran manusiawi (anhtroposentris).

Tidak ada komentar: